Rabu, 29 Mei 2013

Para Perempuanku




Karena perempuan terlahir untuk disayangi dan dicintai bukan untuk disakiti, aku sedikit akan menulis tentang beberapa orang perempuan yang paling dahsyat buatku. Yang pertama adalah ibuku. Ibu adalah orang yang telah berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan aku.  Kedua adalah istriku. Dia juga telah berjuang mati-matian melahirkan anak-anakku. Keduanya memiliki peran yang tiada bandingnya. Aku tidak akan terlahir tanpa perjuangan Ibu. Anak-anakku tidak bisa terlahir tanpa perjuangan istriku. Mereka adalah a couple of hero yang mampu membuat hidupku menjadi hidup atau bahkan mati tanpa mereka.
Tak jarang kasih sayang, cinta, dan perhatian  kita sebagai suami atau anak sering menjadi buah perpecahan kalau kita tidak bisa memenejnya.  Alhasil, antara istri dan ibu kita bisa menjadi musuh sepanjang jaman dalam kehidupan mereka. Atau mereka sendiri yang merasa menjadi korban karena ketidakadilan kita. Sikap atau keputusan yang diambil sering menjadi buah simalakama.
Sangat dibutuhkan kedewasaan dan kemauan untuk belajar. Belajar untuk memberi bukan menerima. Belajar menahan segala keinginan akan perhatian dari orang lain dan belajar memberi perhatian kepada orang lain. Karena istri adalah wanita yang sangat membutuhkan perhatian lebih dari seorang suami. Begitupula ibu, dia orang yang sudah merelakan anak lelakinya untuk mencurahkan perhatian kepada wanita lain. Merelakan perhatian yang dulu selalu didapatkan sebelum memiliki wanita yang dipilihnya. Kerinduan demi kerinduan terajut dalam kerut kelopak matanya yang semakin menua. Dia pun akan tersenyum bahagia cukup dengan melihat anaknya bahagia.
Tanpa sepengetahuanku, dialah orang yang paling sering menanyakan kabar ibuku lewat sms kadang meneleponnya. Dia juga yang sering bermanja dan dibelai oleh ibuku ketika mereka berdua bertemu. Dia juga yang sering dibilang tetangga kalau istriku adalah anaknya bukan menantunya. Dia juga yang banyak memiliki persamaan kesukaan makanan. Dia juga yang sering mengajak ibuku berbagi ilmu memasak atau mendidik anak.
Ibuku bukanlah orang berpendidikan. Sedangkan istriku seorang guru yang banyak bergaul dan banyak memiliki ilmu pengetahuan dan pergaulan (public relation). Ibuku tidak mengenal public relation. Tetapi ibuku memiliki kasih sayang luar biasa kepada anaknya yang dicurahkan lewat istriku. Tak ada yang lebih indah dibandingkan melihat para wanitaku saling merindu dan mencinta. Mereka adalah para perempuanku yang mampu membuat hidupku menjadi lebih hidup.